Green Press hadir yang diundang sebagai peserta pelatihan diwakili oleh CEO Green Press yang juga tim iMedia, IGG Maha Adi. Acara ini juga diikuti oleh para jurnalis dan aktivis CSO dari negara-negara Asia Tenggara seperti Indonesia, Filipina, Vietnam, Kamboja, Singapura, dan Thailand.
Glenda Gloria sebagai editor eksekutif Rappler dalam sambutan pembukaannya mengatakan bahwa pelatihan ini bertujuan untuk mengungkapkan berbagai bentuk perbudakan modern yang belum atau tidak mendapatkan perhatian dari media dan masyarakat seperti perdagagan manusia di dalam dan lintas batas kerja paksa, perbudakan seks, dengan berbagai modus dan contoh nyata.
Berkaitan dengan pemberitaan oleh media, kontributor Rappler di Berlin Ana P. Santos mengatakan bahwa fokus pemberitaan hanya pada perbudakan seks, para korban, penegakan hukum namun kurang menggali aspek solusi dan kondisi sosial yang melatarbelakangi atau menjadi latar depan kejadian ini, karena kasusnya bisa sangat kompleks.

Ana menegaskan bahwa penting bagi para jurnalis dan aktivis untuk menemukan akar masalahnya dan mengungkapkan solusi apa saja yang cocok diberikan kepada para calon korban perdangan manusia dan perbudakan modern ini.
Rappler (www.rappler.com) sebagai penyelenggara pelatihan ini adalah media online berbasis di Manila, Filipina, dan salah satu pendirinya yaitu Maria Ressa menjadi penerima Hadiah Nobel Perdamaian tahun 2021 untuk pekerjaannya dalam berbagai liputan investigasi baik di dalam negerinya maupun Asia Tenggara (IGG Maha Adi)